Dinamika Geopolitik Laut Cina Selatan: Indonesia Perkuat Keamanan Natuna
FOKUS JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Hadi Tjahjanto, mengungkapkan bahwa sengketa di Laut Cina Selatan kini semakin kompleks akibat eskalasi ketegangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS).
Hadi menyoroti bahwa perselisihan di wilayah strategis tersebut kian rumit karena adanya persaingan geopolitik yang intens antara dua negara adidaya tersebut. Tiongkok, menurut Hadi, semakin agresif dalam mengklaim wilayah Laut Cina Selatan, sementara AS berupaya memperkuat aliansi regional guna mengekang pengaruh Beijing.
Dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Hadi menyatakan, “AS ingin menegaskan bahwa prinsip kebebasan navigasi tetap berlaku di Laut Cina Selatan,” menandakan pentingnya wilayah tersebut bagi perdagangan dan keamanan maritim global.
Sebagai tanggapan atas dinamika yang berkembang, pemerintah Indonesia mengambil langkah proaktif dengan memperkuat keamanan di Laut Natuna Utara. Ini termasuk persiapan alutsista yang lebih canggih dan peningkatan infrastruktur militer untuk mendukung operasi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Hadi juga menekankan peran Indonesia sebagai negara pemimpin di ASEAN, “Indonesia perlu memperkuat soliditas dan sentralitas ASEAN serta membangun posisi bersama dalam isu Laut Cina Selatan,” ujarnya, menunjukkan komitmen Indonesia dalam menjaga stabilitas regional.
Dalam menghadapi konflik yang berpotensi meningkat, Hadi berjanji bahwa Indonesia akan bersikap hati-hati untuk menghindari kerugian yang mungkin timbul. “Tiongkok merupakan mitra komprehensif dan strategis bagi Indonesia dan ASEAN,” imbuhnya, menegaskan pentingnya hubungan bilateral yang kuat dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan. (Ad/Red)