BREAKING NEWS

Dimyati Natakusumah: Catur Adalah Miniatur Kehidupan

Dimyati Natakusumah: Catur Adalah Miniatur Kehidupan

FOKUS TANGERANG
– Bagi Wakil Gubernur Banten A Dimyati Natakusumah, permainan catur bukan sekadar adu strategi di atas papan. Lebih dari itu, catur adalah miniatur kehidupan yang penuh dinamika, simbol pemerintahan, hingga gambaran hubungan dalam keluarga.

Filosofi Catur: Hitam Putih Kehidupan

Dimyati menyebut catur mencerminkan dua sisi kehidupan. Seperti bidak hitam dan putih, manusia juga menghadapi baik dan buruk, untung dan rugi, panas dan hujan.

“Dalam catur jangan berpikir kumaha engke (bagaimana nanti), tapi harus berpikir engke kumaha (nanti bagaimana),” katanya. Menurutnya, kunci kemenangan bukan pada langkah instan, melainkan strategi jangka panjang.

Miniatur Pemerintahan dan Keluarga

Catur juga menjadi simbol pemerintahan. Ada raja, menteri, dan pion yang mewakili rakyat. Semua harus saling menjaga agar permainan berjalan baik.

“Pemerintah dan masyarakat harus bergandengan tangan untuk mencapai kesejahteraan,” tegas Dimyati.

Ia pun mengaitkan catur dengan keluarga. Anak, ibarat pion, bisa melangkah maju dan berkembang bila mendapat dorongan orang tua. Dari langkah kecil itu, anak dapat menjadi sosok yang berpengaruh, seperti pion yang berubah menjadi menteri.

Catur di Tangerang: Olahraga dan Komunitas

Kabupaten Tangerang dikenal aktif mengembangkan olahraga catur. Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) setempat rutin menggelar liga dan turnamen yang diikuti puluhan klub.

Bukan hanya kompetisi resmi, Percasi juga mendorong tradisi ngeround atau bermain catur santai. Kegiatan ini memberi ruang bagi pemula untuk berlatih langsung dengan pemain berpengalaman. Lebih dari sekadar pertandingan, ngeround membangun suasana komunitas yang sehat dan suportif.

Manfaat Catur untuk Pendidikan

Catur bukan hanya olahraga pikiran, tetapi juga sarana pendidikan karakter. Sejumlah penelitian menyebut permainan ini mampu melatih konsentrasi, kesabaran, dan kemampuan mengambil keputusan.

Di banyak sekolah, catur bahkan dijadikan kegiatan ekstrakurikuler untuk menanamkan pola pikir strategis sejak dini. Filosofi inilah yang sejalan dengan pesan Dimyati: setiap langkah kecil menentukan masa depan.

Catur, Permainan yang Tak Pernah Usang

Bagi para pecinta catur, papan 64 petak itu adalah panggung kehidupan. Ada strategi, kerja sama, pengorbanan, dan harapan. Apa yang tersaji di papan sering kali merefleksikan perjalanan manusia menghadapi tantangan sehari-hari.

“Catur adalah miniatur kehidupan. Dari permainan ini kita belajar tentang kesabaran, strategi, dan kerja sama,” ujar Dimyati.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image