Duduk di Kursi Sekda Serang Nggak Cuma Duduk Manis, Dua PR Berat Sudah Menanti

SERANG, FOKUS - Kursi Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Serang memang empuk, tapi tugasnya? Jauh dari santai-santai. Menurut Ahmad Muhibbin, anggota DPRD Serang dari Gerindra, siapa pun yang duduk di posisi ini harus siap adu strategi, terutama soal dua masalah klasik: sampah dan pengangguran.

Kedua isu itu disebut jadi ujian utama, semacam "ujian nasional" versi pejabat. Sampah yang masih numpuk di banyak titik dan angka pengangguran yang ngotot bertahan di 9,18 persen jadi PR yang nggak bisa disimpan di laci.

Sampah, kata Muhibbin, butuh penanganan yang lebih dari sekadar “ayo kerja bakti”. Harus ada sistem yang rapi, terorganisir, dan punya arah. Jangan sampai tiap rapat cuma muter di kalimat, "perlu penanganan serius" tanpa hasil yang kelihatan.

Lalu soal pengangguran, angka 9 koma sekian persen itu bukan sekadar statistik. Itu adalah cerita ribuan warga yang belum punya penghasilan tetap. Dan ini, katanya, harus jadi fokus utama Sekda, barengan dengan program-program Bupati.

“Sekda itu harus bisa dukung bupati, jangan cuma duduk di belakang meja,” sindir Muhibbin dengan nada serius tapi nylekit.

Ia juga menyentil soal penataan OPD dan manajemen pemerintahan. Menurutnya itu bagian rutin birokrasi, tapi tetap penting. Tapi kalau bicara beban terberat, ya balik lagi ke dua hal tadi—sampah dan pengangguran.

Menariknya, Muhibbin juga menyarankan agar posisi Sekda diisi orang dalam alias dari lingkungan Pemkab sendiri. Alasannya? Biar nggak pakai waktu lama buat adaptasi dan langsung ngerti medan tempur.

“Yang ngerti masalah ya orang yang udah lama di dalam. Nggak perlu pakai peta,” celetuknya.

Dengan PR sebanyak itu, jadi Sekda Serang jelas bukan buat yang suka kerja setengah hati. Kursinya sih cuma satu, tapi beban di pundaknya bisa setara satu kontainer penuh masalah.

Penulis: Fuad