BREAKING NEWS

Ratusan Warga Sepatan Protes Hasil SPMB SMKN 2 Kabupaten Tangerang

Ratusan Warga Sepatan Protes Hasil SPMB SMKN 2 Kabupaten Tangerang

FOKUS TANGERANG
- Ratusan warga bersama calon siswa menggelar aksi unjuk rasa di halaman SMK Negeri 2 Kabupaten Tangerang, Banten, pada Selasa, 15 Juli 2025. Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap hasil seleksi penerimaan murid baru (SPMB) jalur domisili yang dinilai tidak berpihak kepada warga sekitar sekolah.

Massa yang tergabung dalam "Forum Warga Sepatan" berasal dari Desa Pisangan Jaya. Mereka membentangkan spanduk berisi tuntutan dan menyampaikan orasi secara bergantian di depan gerbang sekolah.

Protes SPMB SMKN 2: Warga Pertanyakan Jalur Domisili

Aksi ini dipicu oleh tidak lolosnya puluhan anak dari lingkungan sekitar sekolah meski tempat tinggal mereka sangat dekat. Salah satu calon siswa, Siti Aulia, mengaku kecewa karena tidak diterima di SMKN 2 Kabupaten Tangerang meski rumahnya hanya berjarak 50 meter.

"Rumah saya dekat dari sini. Lalu, mengapa calon siswa yang nilai rapornya 40 dan 50 bisa lolos, sementara saya yang memiliki nilai 80 tidak lolos? Saya hanya ingin bersekolah di sini," ujarnya sambil menangis.

92 Anak dari Pisangan Jaya Tidak Lolos SPMB SMKN 2

Seorang orang tua siswa, Sulastri, menyebutkan bahwa terdapat 92 anak dari Desa Pisangan Jaya yang tidak lolos seleksi SPMB. Ia menduga adanya ketidakwajaran dalam proses seleksi.

"Anak dengan nilai tinggi tidak lolos, sedangkan yang memiliki nilai rendah justru diterima. Anak yang tinggal jauh diterima, yang dekat tidak. Ada apa dengan sekolah ini?" katanya.

Ia berharap pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Provinsi Banten mendengarkan aspirasi masyarakat. "Kami mayoritas hanya buruh. Jika tidak diterima di sekolah negeri, anak-anak kami terpaksa sekolah swasta yang biayanya tidak ringan."

Penjelasan Sekolah: Tidak Ada Jalur Domisili di SMK

Ketua Panitia SPMB SMKN 2 Kabupaten Tangerang, Memi Meilani Qadariah, menjelaskan bahwa secara teknis, tidak ada jalur domisili di sistem seleksi SMK, berbeda dengan sistem di SMA.

"Seleksi di SMK melibatkan tes minat dan bakat, nilai rata-rata rapor, dan prestasi akademik. Jalur domisili bukan jalur khusus di SMK," ujarnya.

Namun, Meilani mengakui bahwa dalam petunjuk teknis (Juknis) SPMB 2025, sekolah tetap diberi ruang untuk menerima siswa dari sekitar lingkungan sekolah, dengan kuota maksimal 10%.

SMKN 2 Kabupaten Tangerang Kebanjiran Pendaftar

SMKN 2 Kabupaten Tangerang menjadi sekolah dengan pendaftar terbanyak di Provinsi Banten. Dari kuota 720 calon siswa, jumlah pendaftar mencapai 1.280 orang, sehingga tidak semua peserta dapat diterima.

"Justru, anak-anak dari Pisangan Jaya kami akomodasi lebih dari 10%, bahkan mencapai 15% jika digabung dari jalur afirmasi, domisili, dan reguler. Tapi tetap tidak bisa menampung semuanya karena jumlahnya terlalu banyak," jelas Meilani.

Sekolah Akan Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan

Pihak SMKN 2 Kabupaten Tangerang menyatakan akan tetap berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Banten untuk mencari solusi atas protes warga dan calon siswa.

Sementara itu, aksi unjuk rasa berlangsung tertib dan mendapat pengawalan dari aparat TNI dan Polri. Meski sempat terjadi ketegangan saat beberapa calon siswa mencoba masuk ke area sekolah, situasi tetap terkendali.

Penulis: Fuad
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image