Drama Korea “Partners for Justice” dan Forensik di Indonesia

Ilmu forensik adalah salah satu pilar penting dalam penegakan hukum modern. Tidak hanya membantu mengungkap kebenaran, tetapi juga menjaga keadilan tetap objektif dan ilmiah. Drama Korea “Partners for Justice” menghadirkan kisah ketegangan kriminal sekaligus menyoroti bagaimana kerja sama antara jaksa dan dokter forensik dapat memastikan fakta ilmiah digunakan dalam proses hukum. Di Indonesia, penerapan prinsip serupa sangat dibutuhkan untuk meningkatkan profesionalisme aparat hukum dan optimalisasi peran forensik.
Dalam artikel ini, kita akan membahas:
- Peran forensik sebagai alat pembuktian ilmiah.
- Pentingnya bukti dan profesionalisme dalam menegakkan hukum.
- Tantangan nyata penegakan hukum di Indonesia.
- Pelajaran yang bisa diambil dari drama “Partners for Justice”.
- Refleksi untuk masa depan sistem peradilan Indonesia.
1. Forensik sebagai Alat Pembuktian Ilmiah
Ilmu forensik menggabungkan berbagai disiplin sains untuk membantu penegak hukum memverifikasi fakta secara objektif. Bukti forensik seperti DNA, sidik jari, visum, dan jejak biologis memungkinkan penyidik mengidentifikasi pelaku, menguatkan atau melemahkan kesaksian, dan menghindari kesalahan pengadilan.
Dalam “Partners for Justice”, karakter Baek Beom — seorang dokter forensik — menekankan ketelitian dan prinsip ilmiah dalam setiap kasus. Sedangkan jaksa Eun Sol menunjukkan pentingnya integritas dan kemampuan membaca bukti ilmiah untuk memastikan dakwaan akurat. Kolaborasi mereka mengajarkan bahwa penegakan hukum ideal menggabungkan sains dan hukum.
Manfaat penggunaan forensik dalam penyidikan:
- Mengungkap fakta yang tidak terlihat secara kasat mata.
- Memperkuat keputusan hakim berbasis bukti nyata.
- Menyediakan analisis objektif yang dapat diuji ulang.
- Mengurangi risiko kesalahan peradilan dan kriminalisasi salah orang.
Namun, penerapan forensik di Indonesia menghadapi tantangan nyata: keterbatasan peralatan laboratorium, kekurangan tenaga ahli, dan pemahaman aparat yang masih minim tentang interpretasi bukti ilmiah.
2. Keadilan yang Didasarkan pada Bukti dan Profesionalisme
Profesionalisme aparat hukum tidak hanya diukur dari pengetahuan hukum, tetapi juga dari kemampuan menerapkan prosedur ilmiah dan menjaga integritas. Dalam proses peradilan, keputusan harus didasarkan pada fakta, bukan asumsi, opini, atau tekanan eksternal.
Drama “Partners for Justice” menampilkan berbagai kasus di mana kebenaran hanya terungkap melalui bukti ilmiah. Di Indonesia, praktik hukum masih sering mengandalkan kesaksian yang bisa dipengaruhi tekanan atau tekanan politik. Bukti forensik seharusnya menjadi dasar utama, bukan hanya pendukung.
Prinsip profesionalisme yang perlu dijunjung aparat hukum:
- Bertindak sesuai undang-undang tanpa mengabaikan nilai keadilan.
- Mengkritisi praktik hukum di meja peradilan untuk memastikan obyektivitas.
- Mengutamakan integritas dan moral saat mengambil keputusan.
- Bersinergi dengan tim forensik dan penyidik lain untuk hasil optimal.
Kolaborasi antara jaksa, polisi, dan ahli forensik merupakan kunci agar proses hukum berjalan transparan dan adil bagi korban maupun masyarakat.
3. Refleksi Terhadap Penegakan Hukum di Indonesia
Drama ini mencerminkan pentingnya integrasi antara sains dan hukum dalam memastikan keadilan. Di Indonesia, penerapan prinsip ini masih perlu ditingkatkan. Aparat hukum harus:
- Memiliki integritas tinggi dan menjunjung nilai kebenaran.
- Tidak terpengaruh kepentingan pribadi atau tekanan pihak tertentu.
- Mengutamakan hasil analisis forensik sebagai acuan utama penyidikan.
- Mengoptimalkan koordinasi antarprofesi untuk bukti yang lebih akurat.
Dengan langkah-langkah ini, kesalahan dalam penyelidikan, penyidikan, dan putusan pengadilan dapat diminimalkan, serta kepercayaan publik terhadap sistem hukum akan meningkat.
4. Pelajaran dari Drama “Partners for Justice” untuk Indonesia
Beberapa pelajaran penting yang bisa diterapkan:
- Sains sebagai dasar hukum: Kebenaran ilmiah menjadi fondasi keputusan hukum.
- Independensi ahli forensik: Laporan forensik harus bebas intervensi pihak luar.
- Kolaborasi lintas disiplin: Jaksa, penyidik, dokter forensik, dan analis laboratorium harus bekerja sebagai tim.
- Edukasi publik: Masyarakat perlu memahami prosedur forensik untuk menumbuhkan literasi hukum.
- Transparansi: Proses penyidikan harus jelas, akurat, dan bisa dipertanggungjawabkan.
Drama ini menunjukkan bahwa keadilan tercapai ketika ilmu pengetahuan dan profesionalisme hukum berjalan seiring.
5. Kesimpulan
Drama Korea “Partners for Justice” bukan sekadar hiburan. Pesan yang dibawakan relevan dengan kebutuhan sistem hukum Indonesia saat ini: mengutamakan bukti ilmiah dan profesionalisme aparat hukum.
Ilmu forensik adalah suara kebenaran yang tidak bisa dipalsukan, dan kolaborasi yang baik antara jaksa dan ahli forensik menjadi model ideal. Indonesia membutuhkan lebih banyak aparat hukum yang profesional, terbuka terhadap ilmu pengetahuan, dan berani menegakkan keadilan di atas kepentingan pribadi.
Dengan mengadopsi nilai-nilai ini, drama “Partners for Justice” tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga inspirasi nyata bagi penegakan hukum yang lebih adil dan transparan di Indonesia.
Ditulis oleh : Suci Aulia Maharani
Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Aktif menulis artikel dan opini seputar edukasi, hukum, dan dunia forensik.