Trump Ngamuk Lagi! UE Diminta Borong Migas AS atau Kena Tarif

Daftar Isi

Trump ancam Uni Eropa dengan tarif besar jika tak beli lebih banyak minyak dan gas AS. Drama dagang panas, UE siapkan langkah balasan!

Donald Trump
Donald Trump
FOKUS EKONOMI - Donald Trump, presiden terpilih Amerika Serikat, kembali membuat heboh dengan pernyataan blak-blakan. Kali ini, targetnya adalah Uni Eropa (UE). Trump memperingatkan bahwa UE harus membeli lebih banyak minyak dan gas dari AS atau bersiaplah menghadapi tarif.

"Saya memberi tahu Uni Eropa bahwa mereka harus menutupi defisit besar mereka dengan Amerika Serikat dengan pembelian minyak dan gas kami dalam skala besar. Jika tidak, mereka akan dikenakan TARIF!!!," tegas Trump di platform media sosialnya, Truth Social, Minggu (22/12/2024).


AS: Raja Migas Dunia

Tidak main-main, AS adalah:

  • Produsen minyak mentah terbesar di dunia

  • Eksportir gas alam cair (LNG) terbesar

Uni Eropa dan beberapa negara lain, seperti Vietnam, sudah membicarakan soal pembelian LNG tambahan dari AS. Alasannya? Untuk menghindari ancaman tarif yang mengintimidasi.

Menurut data resmi, defisit perdagangan barang dan jasa AS dengan UE mencapai $131,3 miliar pada tahun 2022. Trump jelas tidak senang, dan UE tampaknya mulai waspada.


UE Tak Mau Kena "Deja Vu Tarif"

UE pernah terkena pukulan keras dari Trump pada 2017. Kala itu, dengan dalih keamanan nasional, Trump menerapkan tarif pada baja dan aluminium Eropa. Trauma lama ini membuat UE kini lebih siaga.

"Kami sangat siap menghadapi kemungkinan bahwa keadaan akan menjadi berbeda dengan pemerintahan AS yang baru," ujar Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, usai pertemuan Kelompok Tujuh di Italia, akhir November.

Baerbock menambahkan, jika AS kembali pada kebijakan “America First” di sektor iklim atau perdagangan, maka UE akan merespons dengan persatuan Eropa.


LNG Amerika vs Rusia: Pilih Mana?

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, bulan lalu melemparkan ide menggantikan LNG Rusia dengan LNG dari AS.

"Kami masih mendapatkan banyak LNG dari Rusia. Dan mengapa tidak menggantinya dengan LNG Amerika, yang lebih murah, dan menurunkan harga energi kami?" kata Von der Leyen.

Saat ini, AS sudah menjadi pemasok LNG terbesar untuk UE, tetapi Rusia masih memegang posisi kedua. Dengan perang di Ukraina yang terus berlanjut, UE mencari cara untuk memutus ketergantungan pada energi Rusia.


Tantangan AS dan UE di Pasar Energi

Meski UE ingin mengimpor lebih banyak LNG dari AS, ada beberapa tantangan:

  1. Kapasitas Terbatas: AS tidak memiliki kapasitas tambahan untuk mengirim LNG lebih banyak dalam waktu dekat.

  2. Kontrak Jangka Panjang: Pengalihan pengiriman ke Eropa membutuhkan persetujuan dari pembeli LNG lain.

Di sisi lain, AS telah mengambil peran penting sebagai pemasok minyak ke Eropa, terutama setelah invasi Rusia ke Ukraina. Kini, pengiriman minyak AS ke Eropa mencapai 2 juta barel per hari — lebih besar dari negara-negara seperti Arab Saudi atau Afrika Barat.


Uni Eropa Siap Lawan Balik

Kalau sampai ancaman tarif Trump benar-benar terjadi, UE sudah menyiapkan strategi balasan:

  • Instrumen Anti-Paksaan: Memungkinkan UE untuk mengenakan tarif atau tindakan hukuman lainnya sebagai respons atas pembatasan bermotif politik dari AS.

  • Peraturan Subsidi Asing: Melarang perusahaan asing yang menerima subsidi tidak adil dari ikut tender publik di UE.


Trump: Tukang Ancam Tarif Sejak Lama

Trump dikenal sering mengancam tarif terhadap banyak negara, mulai dari China hingga Kanada. Fokus utamanya? Negara-negara dengan defisit perdagangan terhadap AS.

"Saya pernah memberi tahu seorang anggota NATO bahwa AS akan membiarkan Rusia melakukan apa pun yang mereka mau jika negara itu tidak mencapai target pengeluaran pertahanan," ungkap Trump dalam salah satu wawancara sebelumnya.

Dengan gaya bicara yang nyentrik, Trump tampaknya akan terus menggunakan tarif sebagai senjata utama untuk memastikan kepentingan ekonomi AS tetap di atas.


Kesimpulan

Drama perdagangan antara AS dan UE ini belum selesai. Ancaman tarif dari Trump mungkin akan memicu perang dagang baru, tapi UE tampaknya lebih siap dari sebelumnya.

Apakah strategi “Beli Migas AS atau Kena Tarif” ini akan berhasil? Kita tunggu babak selanjutnya dari aksi panggung Donald Trump.