Rusia Tawarkan Gaji Tinggi dan Pengampunan Utang untuk Rekrutan Militer

Daftar Isi
Rusia bebaskan utang hingga 10 juta rubel bagi rekrutan militer baru untuk perang Ukraina, langkah tingkatkan pasukan tanpa mobilisasi umum.
Cara Baru Putin Merekrut Tentara dengan Gaji Besar dan Pengampunan Utang
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan Direktur Jenderal grup media Rossiya Segodnya Dmitry Kiselyov selama wawancara di Moskow, Rusia, 12 Maret 2024. Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS

Strategi Rekrutmen Baru Rusia

FOKUS BERITA MANCANEGARA - Presiden Rusia, Vladimir Putin, kembali mengambil langkah signifikan untuk meningkatkan jumlah tentara yang bertugas di Ukraina. Salah satu strategi utamanya adalah membebaskan utang calon rekrutan militer yang bersedia menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia.

Pada Sabtu, 23 November 2024, Putin menandatangani undang-undang (UU) yang memberikan pengampunan utang hingga 10 juta rubel atau setara Rp1,5 miliar. Informasi ini diumumkan melalui laman resmi pemerintah Rusia, seperti dilaporkan oleh The Straits Times.

Syarat Pengampunan Utang

Pengampunan utang ini diberikan kepada individu yang memenuhi kriteria berikut:

  • Menandatangani kontrak untuk bertugas minimal satu tahun di Ukraina mulai 1 Desember 2024.
  • Dalam proses penagihan utang sebelum 1 Desember 2024.

Langkah ini menjadi salah satu dari serangkaian insentif yang ditawarkan untuk meningkatkan jumlah rekrutan militer tanpa harus memberlakukan mobilisasi umum.

Insentif Finansial Tambahan

Selain pengampunan utang, Rusia juga melaporkan bahwa rekrutan baru akan menerima gaji jauh di atas rata-rata nasional. Pembayaran yang ditawarkan untuk mereka yang bersedia bertugas di Ukraina disebutkan meningkat secara signifikan, menarik banyak orang yang membutuhkan stabilitas finansial.

Meningkatkan Rekrutmen, Menghindari Mobilisasi Umum

Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat pasukan di garis depan tetapi juga untuk menghindari pengulangan mobilisasi umum yang sebelumnya dilakukan pada September 2022. Mobilisasi tersebut memicu eksodus massal warga Rusia yang menolak wajib militer.

Seorang analis militer mengungkapkan bahwa strategi ini menunjukkan pendekatan baru Kremlin dalam mempertahankan keterlibatan militernya di Ukraina. “Rusia ingin mengurangi gesekan domestik sambil tetap memenuhi kebutuhan tenaga di medan perang,” ujar analis yang tidak disebutkan namanya.

Dampak Ekonomi Rekrutmen Militer

Kebijakan baru ini hadir di tengah tingginya tekanan ekonomi di Rusia. Bank Sentral Rusia mencatat bahwa tingkat utang konsumen meningkat sejak awal invasi pada 2022, meskipun suku bunga utama telah dinaikkan menjadi 21% pada Oktober.

Kondisi ini mencerminkan ketergantungan sebagian masyarakat Rusia pada insentif pemerintah untuk memperbaiki situasi finansial mereka.

Kesimpulan

Strategi rekrutmen melalui insentif finansial dan pengampunan utang ini menunjukkan upaya Rusia untuk mempertahankan kekuatan militernya tanpa mengorbankan stabilitas domestik. Namun, keberlanjutan langkah ini masih akan diuji oleh dampaknya pada perekonomian dan respons publik di masa depan.