Forum Wartawan Banten Eksplorasi Geopark Pantai Cipenyu Ujung Kulon

Daftar Isi

Kunjungi Geopark Nasional Ujung Kulon, warisan geologi tsunami Krakatau 1883 dengan destinasi Pantai Cipenyu dan wisata berbasis konservasi di Banten.

Forum Wartawan Banten Eksplorasi Geopark Pantai Cipenyu Ujung Kulon
Forum Wartawan Banten Eksplorasi Geopark Pantai Cipenyu Ujung Kulon
FOKUS BERITA WISATA BANTEN - Forum Wartawan Banten (FWB) bersama Dinas Adpim dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan kunjungan ke kawasan Geopark Nasional Ujung Kulon, khususnya Pantai Cipenyu, pada Jumat, 22 November 2024. Kunjungan ini sekaligus menjadi bagian dari agenda kerja kolaboratif untuk mengeksplorasi potensi wisata berbasis konservasi dan sejarah geologi.


Pantai Cipenyu: Warisan Geologi dan Sejarah Tsunami

Pantai Cipenyu, terletak di Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten, merupakan situs geologi yang unik. Kawasan ini dikelola oleh masyarakat setempat sebagai kawasan konservasi dan memiliki bukti sejarah penting terkait Tsunami Krakatau 1883.

Beberapa warisan geologi yang terdapat di Pantai Cipenyu meliputi:

  • Batuan Tsunami: Bongkahan batugamping dan terumbu karang, termasuk singkapan batugamping dan batulempung dari Formasi Bojongmanik yang di atasnya terdapat endapan tsunami chaotic tahun 1883.
  • Fosil Koral dan Bivalvia: Fosil ini ditemukan dalam endapan tsunami dan menjadi bukti proses geologi yang terjadi pada masa lalu.

Geopark Nasional Ujung Kulon: Jejak Tsunami Krakatau

Forum Wartawan Banten Eksplorasi Geopark Pantai Cipenyu Ujung Kulon

Pantai Cipenyu merupakan bagian dari kawasan Geopark Nasional Ujung Kulon, yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri ESDM RI Nomor 393.K/GL.01/MEM.G/2023 pada 10 November 2023.

Dodi, perwakilan dari Dinas ESDM, menjelaskan, "Geopark ini mengangkat tema besar Jejak Tsunami Krakatau dengan luas kawasan mencapai 1.245,66 km². Wilayah ini mencakup delapan kecamatan, yaitu Carita, Labuan, Pagelaran, Sukaresmi, Panimbang, Cigeulis, Cimanggu, dan Sumur. Selain itu, kawasan ini meliputi pulau-pulau kecil di Taman Nasional Ujung Kulon, seperti Pulau Liwungan, Pulau Oar, Pulau Handeuleum, Pulau Peucang, dan Pulau Panaitan."


Fokus Pengembangan Geopark: Konservasi, Edukasi, dan Ekonomi Berkelanjutan

Penetapan kawasan Geopark Nasional Ujung Kulon bertujuan untuk:

  • Konservasi: Melindungi dan melestarikan warisan geologi, biodiversitas, dan keanekaragaman budaya.
  • Edukasi: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya warisan geologi melalui program pendidikan.
  • Ekonomi Berkelanjutan: Mengembangkan potensi ekonomi lokal melalui pariwisata berbasis konservasi.

Menurut Dodi, pengembangan geopark juga menjadi pedoman dalam perencanaan ruang wilayah di tingkat nasional, provinsi, hingga kabupaten/kota, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.


Destinasi Utama di Geopark Ujung Kulon

Dalam mendukung pembangunan berkelanjutan kawasan Geopark, beberapa destinasi penting telah ditetapkan, antara lain:

  • Pantai Carita
  • Masjid Al Khusaeni
  • Lembur Mangrove Patikang
  • Pulau Liwungan
  • Sungai Cigenter
  • Mercusuar Tanjung Layar

Pengelolaan kawasan Geopark ini akan diawasi secara ketat dengan laporan berkala yang disampaikan kepada Menteri ESDM melalui Kepala Badan Geologi setiap dua tahun sekali.


Kesimpulan

Kawasan Geopark Nasional Ujung Kulon tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga menjadi saksi sejarah peristiwa besar seperti Tsunami Krakatau 1883. Dengan pendekatan konservasi, edukasi, dan ekonomi berkelanjutan, kawasan ini diharapkan menjadi destinasi wisata berkelas internasional sekaligus pusat pembelajaran geologi.