Usman Assidiqi Qohara Ajak Masyarakat Banten Berpartisipasi dalam Magrib Mengaji
Pj Sekda Banten, Usman Assidiqi Qohara Ajak masyarakat Banten gaungkan Gerakan Magrib Mengaji untuk memperkuat pendidikan agama dan tradisi budaya yang telah ada.
FOKUS BERITA - Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Provinsi Banten, Usman Assidiqi Qohara, telah mengajak masyarakat di Provinsi Banten untuk kembali menggaungkan Gerakan Magrib Mengaji. Gerakan ini merupakan tradisi religius yang telah lama ada dalam masyarakat Banten dan memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan pengetahuan agama.
Tradisi Religius di Provinsi Banten
Menurut Usman, Gerakan Magrib Mengaji tidak hanya sekadar kegiatan mengaji, tetapi juga merupakan warisan budaya yang melahirkan banyak ulama besar dari daerah ini. Ia mengungkapkan bahwa salah satu ulama terkenal dunia, Syeh Nawawi Albantani, berasal dari Banten dan merupakan sosok yang tumbuh dalam lingkungan santri.
"Salah satunya ulama termasyhur di dunia, Syeh Nawawi Albantani. Beliau adalah ulama asal Banten yang tumbuh dari kalangan santri," ungkap Usman dalam acara Senam Sehat dan Launching Hari Santri Nasional (HSN) 2024 tingkat Provinsi Banten pada Jumat, 18 Oktober 2024.
Acara Senam Sehat dan Penanaman Bibit Pohon
Acara Senam Sehat ini dilaksanakan di Lapangan Utama Kantor Wilayah Kementerian Agama Republik Indonesia Provinsi Banten, KP3B Curug, Kota Serang. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pegawai Kemenag di Provinsi Banten dan dirangkai dengan penanaman bibit pohon.
Komitmen untuk Pendidikan Agama
Usman menekankan bahwa Gerakan Magrib Mengaji harus menjadi komitmen bersama di masyarakat. Ia menjelaskan bahwa mengaji merupakan pondasi dasar ajaran agama yang harus diajarkan kepada anak-anak, bersamaan dengan pendidikan umum.
"Sehingga setelah magrib itu, anak-anak kita ajarkan mengaji, bukan justru nonton TV atau bermain gadget," tambahnya.
Dukungan terhadap Pondok Pesantren
Dalam momen peringatan Hari Santri, Usman menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Banten untuk terus mendukung kegiatan keagamaan serta eksistensi Pondok Pesantren (Ponpes) di wilayah tersebut.
"Mudah-mudahan hari ini menjadi momentum apa yang bisa kami lakukan dalam upaya kita membina masyarakat Banten yang religius dan berdaya saing," pungkasnya.
Kesimpulan
Gerakan Magrib Mengaji bukan hanya sekadar aktivitas religius, tetapi juga merupakan upaya untuk memperkuat identitas budaya dan spiritual masyarakat Banten. Melalui dukungan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan tradisi ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang besar bagi generasi mendatang.
(Fuad)