Bantuan Benih Padi dari Kementan untuk Petani Lebak
Pemerintah Kabupaten Lebak mengajukan bantuan benih padi bersertifikat hijau untuk mendukung gerakan penanaman padi dan program penuntasan stunting di daerah itu.
FOKUS BERITA LEBAK - Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, berharap dapat menerima bantuan benih padi dari Kementerian Pertanian (Kementan) pada Maret 2024. Bantuan benih tersebut bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan dan ekonomi petani di daerah itu.
“Kami mengajukan bantuan benih padi sekitar 22 ribu hektare kepada Kementan. Bantuan benih itu sangat dibutuhkan untuk mendukung gerakan penanaman padi di Kabupaten Lebak,” kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Minggu (18/2).
Deni menjelaskan, bantuan benih padi yang diajukan terdiri dari tiga jenis, yaitu padi nutrizinc seluas 6.427 hektare, padi inbrida seluas 13.372 hektare, dan padi lahan kering atau padi gogo seluas 2.300 hektare.
“Semua bantuan benih padi itu bersertifikat hijau dengan masa panen 110 hari setelah tanam. Bantuan benih itu akan disalurkan secara gratis kepada petani yang tergabung dalam kelompok tani di Kabupaten Lebak,” ujarnya.
Deni menambahkan, bantuan benih padi nutrizinc khusus untuk mendukung program penuntasan kasus balita stunting atau kekerdilan akibat gagal tumbuh. Padi nutrizinc mengandung zink yang tinggi yang baik untuk pertumbuhan anak.
“Kami berharap bantuan benih padi itu dapat meningkatkan produksi pangan masyarakat, terlebih tahun 2023 dilanda kemarau panjang. Kami juga berharap bantuan benih padi itu dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” tuturnya.
Petani Lebak antusias menanam padi dengan bantuan benih dari Kementan
Salah satu petani yang antusias menanam padi dengan bantuan benih dari Kementan adalah Yadi (65), anggota Kelompok Tani Katineung Desa Cikatapis Kabupaten Lebak. Yadi mengaku senang jika pemerintah daerah akan menyalurkan bantuan benih padi untuk meringankan beban ekonomi petani.
“Kami sangat berterima kasih jika pemerintah daerah akan menyalurkan bantuan benih padi kepada kami. Kami berharap bantuan benih itu disalurkan tepat jadwal penanaman pada Maret 2024,” kata Yadi.
Yadi mengatakan, dengan bantuan benih padi bersertifikat hijau, ia berharap dapat meningkatkan produktivitas padi di lahan miliknya. Ia mengaku saat ini dapat memanen padi sekitar 6 ton per hektare.
“Dengan bantuan benih padi yang berkualitas, kami berharap dapat memanen padi lebih banyak lagi. Apalagi saat ini harga gabah kering pungut (GKP) cukup tinggi, yaitu Rp8.000 per kilogram. Jika kami bisa memanen padi 6 ton per hektare, kami bisa mendapatkan pendapatan Rp48 juta per hektare,” ungkapnya.
Yadi menuturkan, dari pendapatan Rp48 juta per hektare, ia bisa meraup keuntungan bersih Rp33 juta setelah dipotong dengan biaya produksi Rp15 juta. Ia berencana menggunakan keuntungan tersebut untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan mengembangkan usaha pertaniannya.
“Kami berharap dengan bantuan benih padi dari Kementan, kami bisa meningkatkan kualitas hidup kami sebagai petani. Kami juga berharap pemerintah terus memberikan dukungan dan bimbingan kepada kami agar kami bisa bertani dengan baik dan benar,” pungkasnya.