Libur Natal, Kawasan Wisata Anyer-Cinangka Diserbu 112.000 Wisatawan
Meski Ada Isu Letusan Gunung Anak Krakatau, Okupansi Hotel Mencapai 100 Persen
Anyer-Cinangka - Kawasan wisata pantai Anyer-Cinangka di Kabupaten Serang, Banten, menjadi salah satu tujuan favorit wisatawan untuk menghabiskan libur Natal 2023. Dari data Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Serang, sebanyak 112.000 wisatawan berkunjung ke kawasan tersebut selama libur Natal.
Kepala Disporapar Kabupaten Serang, Anas Dwisatya Prasadya, mengatakan bahwa mayoritas wisatawan yang datang ke Anyer-Cinangka berasal dari Jabodetabek. Ia menambahkan bahwa kunjungan wisata ke kawasan itu tidak terpengaruh oleh isu letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) yang sempat muncul menjelang libur Nataru.
“Meskipun ada isu letusan GAK, tetapi wisatawan tetap antusias untuk berlibur ke Anyer-Cinangka. Ini menunjukkan bahwa kawasan wisata ini memiliki daya tarik yang kuat,” ujar Anas saat dihubungi melalui telepon pada Selasa, 26 Desember 2023.
Anas menjelaskan bahwa banyak wisatawan yang memilih untuk menginap di hotel-hotel yang ada di kawasan Anyer-Cinangka. Ia mengatakan bahwa okupansi hotel-hotel di sana mencapai 70-100 persen, dengan rata-rata sekitar 85 persen. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan libur Natal tahun lalu, yang hanya sekitar 40-50 persen.
“Kami sangat senang dengan peningkatan kunjungan wisata ini. Ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Kabupaten Serang mulai bangkit setelah pandemi Covid-19,” kata Anas.
Anas memprediksi bahwa puncak kunjungan wisata ke Anyer-Cinangka akan terjadi pada akhir tahun, yaitu sekitar 30 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024. Ia berharap bahwa target kunjungan wisatawan di momen Nataru sebanyak 200.000 wisatawan bisa tercapai.
“Kami optimis target kami bisa terpenuhi, karena ini baru kunjungan Anyer saja, belum termasuk wilayah wisata lain di Kabupaten Serang. Mudah-mudahan cuaca juga mendukung,” ucap Anas.
Anas juga mengimbau kepada pengelola wisata di Anyer-Cinangka untuk memberikan pelayanan terbaik dan menjaga kenyamanan wisatawan. Ia mengingatkan agar pengelola wisata tetap mematuhi protokol kesehatan, menjaga kebersihan, dan mengantisipasi potensi bencana alam.
“Kami minta pengelola wisata untuk selalu berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti BPBD, BMKG, dan Basarnas, untuk memonitor kondisi GAK dan cuaca. Kami juga minta pengelola wisata untuk memberikan edukasi kepada wisatawan tentang cara bertindak jika terjadi bencana alam, seperti tsunami atau gempa bumi,” tutur Anas. (***)
Baca juga: